Selasa, 09 Februari 2010

PESTA KECIL

Josep melayangkan pandangannya kesekeliling ruang Club. Tatapannya tertahan pada Seorang Lelaki yang tengah duduk dikursi tinggi depan Bartender. Dari tempatnya memandang memang Dia tak terlalu jelas melihat wajahnya, tetapi dari postur tubuh dan pakaiannya Josep langsung dapat mengenali Lelaki itu. Setelah berfikir ulang Josep menghampiri Lelaki itu yang hanya mendongakan mukanya saat mengetahui kedatangannya tanpa kesan menyambut ataupun terkejut.
“ Selamat malam Mikail!. Lama tidak berjumpa. Apa kabarmu sekarang?”
“ Selamat malam Josep!. Maaf, Tuan Josep maksudku,” ulangnya.
“ Kabarku baik. Sangat baik.”
“ Sungguh?. Aku ikut gembira mendengarnya.”
“ Sepertinya Kau kurang senang mendengar kabar baikku Tuan Josep?. Atau Kau menyangsikan jawabanku?”
“ Tidak Mikail. Sama sekali tidak. Aku benar-benar senang mendengarnya. Biasanya Orang akan sangat linglung dan jatuh bila mendadak mendapat pemberhentian kerja lebih cepat dari yang seharusnya. Tetapi itu tidak terjadi padamu.”
Josep memasukan kedua telapak tangannya kedalam saku celananya. Badannya semakin tampak tegap dengan jas warna hitam yang Dia kenakan. Seirama gerak badannya, nada bicaranya yang formal menjadi terkesan santai.
“ Sebagai Patner kerjamu Aku sangat menyesalkan pemecatan secara tidak hormatmu dulu. Aku tahu persis semua prestasi kerjamu. Sebagai Temanmu, Akupun sangat menyesal karena tidak dapat membantumu waktu itu.”
“ Biarlah, semua itu telah berlalu. Lagi pula kehidupanku yang sekarang telah lebih tentram.”
“ Berarti benar Kau telah menikah?”
“ Ya. Aku menikah tak lama setelah keluar dari Big Daya.”
“ Dan Kau tidak mengundang atau menberitahuku.”
“ Bukan hanya Kau. Tak ada yang tahu karena Aku tak memestakan pernikahanku.”
“ Lalu apa yang Kau lakukan ditempat ini?. Apa Kau sedang berpesta?”
“ Berpesta?. Ya, mungkin Aku sedang berpesta.”
“ Untuk merayakan kehidupan tentrammu?. Kenapa Kau tak mengundangku Mikail!”
“ Mengundangmu?. Apa untungnya bagiku bila Aku mengundangmu Tuan Josep?”
“ Setidaknya Aku bisa mentraktirmu, atau membiayai Pesta kecilmu ini Mikail. Jadi Kau bisa menghemat sisa Uang Pensiunanmu untuk keperluan yang lebih bermanfaat dari sekedar untuk membeli Anggur murahan seperti ini…”…
“ Oopst.., maaf,”…
Sebotol minuman terlepas dari genggaman tangan Josep yang lemah. Tampak seperti sebuah kesengajaan untuk menaikan ego lawan bicaranya. Beberapa pasang mata tertuju pada sumber suara gaduh itu. Seorang pelayan segera datang untuk membersihkan tumpahan Anggur dan pecahan botol yang terserak bebas dilantai. Mikail menarik pandangannya dari Sosok Josep yang sama sekali tak menunjukan kesan menyesal atau merasa bersalah, lalu Dia mengambil secarik kertas dan sebuah bulpoin milik pelayan itu. Dia menulis sebuah kalimat pendek lalu memberikannya pada Josep.
“ Sebenarnya Aku sedang menunggu Kawan lamaku. Tapi sepertinya Dia tak datang. Dan tawaranmu Kurasa cukup menarik. Ini undangan untukmu, Tuan Josep!”
Josep mengambil secarik kertas undangan itu dari tangan Mikail dengan senyum kepuasan.
“ Berarti sekarang Aku boleh duduk ditempat ini?”
“ Tentu saja. Silahkan!”
Josep pun duduk dikursi tinggi di depan Bartender bersebelahan dengan Mikail.
” Kau tadi mengatakan sedang menunggu Kawan lamamu, Siapa Dia?. Barangkali Aku mengenalnya juga.”
“ Apa Aku perlu memberitahumu, karena Dia sama sekali bukanlah Orang penting. Dia hanya Orang dari kalangan kelas bawah yang menawariku kerjasama.”
“ Oh.., begitu. Saranku, berhati-hatilah, karena saat ini banyak sekali motif penipuan dengan mengatas namakan kerjasama dalam dunia bisnis.”
” Ya, Kau benar. Kau sendiri Apa yang Kau lakukan ditempat ini?”
Josep menarik nafas panjangnya sambil menjawab pertanyaan Mikail.
“ Banyak sekali alasan yang masuk akal untuk menjelaskan bila Aku datang ketempat seperti ini. Tetapi cukup satu alasan sederhana untukmu. Sama sepertimu Mikail, Aku pun akan menemui rekan bisnisku. Tapi Dia tak mungkin bila tak datang.”
Jawaban Josep terdengar seperti sentilan kecil oleh Mikail.
“ Aku merasa Kau baru saja menjelaskan kalau Aku telah salah jalan karena datang ke tempat seperti ini.”
“ Tidak. Bukan seperti itu maksudku Mikail. Kenapa Kau menjadi sangat sensitive seperti itu. Apa ini dampak buruk dari pemecatan secara tidak hormatmu dulu?. Aku ikut berduka!”
“ Maaf Tuan Josep. Kurasa perkiraanmu tentangku terlalu berlebihan. Atau bagaiman kalau Kita mengobrolkan hal lain saja. Kurasa masalah pemecatanku dulu sudah terlalu klasik dan tak menarik lagi untuk dibicarakan.”
“ Baiklah Mikail. Tapi apa Kau tak keberatan bila Aku meminta untuk Kau tak memakai embel-embel kata Tuan saat menyebut namaku?. Kurasa kali ini Kau yang terlalu berlebihan,”
kini balik Josep yang menimpali kesan berlebihannya dari Mikail.
“ Tentu saja.”…
…”Baiklah. Bagaimana kalau Kita bersulang untuk kesepakatan pertama Kita ini Tuan Josep. Maaf, Josep maksudku,” ulang Mikail kembali membetulkan kesalahannya. Mikail mengangkat gelasnya dan siap untuk bersulang, tetapi Josep sama sekali tak bereaksi lebih dari sekedar menyentuh gelasnya saja.
“ Maaf Mikail. Kali ini Aku sedang tak minat minum Anggur murahan seperti ini. Bagaimana kalau Aku memesan minuman yang lebih berkelas?”…
Sekali lagi Mikail hanya menatap Josep yang masih menonjolkan mukanya menunggukebersediaan nya.
…“ Tenang saja Mikail. Kau tak perlu resah karena Aku tak pernah ingkar janji. Aku yang akan membayar semuanya, jadi Kau tak perlu menguras seluruh sisa uang dikantongmu,” bujuk Josep
“ Kurasa Aku tak segembel yang Kau tuduhkan Josep,” ucap Mikail menimpali.
…“ Tapi baiklah. Dengan senang hati, silahkan!”
Josep melambaikan tangannya. Seorang Bartender datang menghampiri. Josep pun memesan Anggur yang berharga sangat mahal yang hanya biasa dinikmati oleh kalangan Exekutif saja. Bartender itu menuang Anggur kedalam dua gelas kosong didepan kedua Tamunya. Josep dan Mikail secara bersamaan pun mengangkat gelas masing-masing dan saling membenturkannya.
“ Untuk kesepakatan pertama Kita.”…
…“Dan kehidupan Tentrammu Mikail!”
Mereka meneguk Anggur digelas masing-masing hingga habis. Josep kembali menuang Anggur kedalam Dua gelas kosong didepannya.
“ Bagaimana kalau Kita mengobrol tentang Pekerjaan, atau Karir cemerlangmu saja Josep?”
“ Hah?, ha..ha..ha...,”…
Terdengar tawa keterkejutan Josep yang kembali bernada meledek.
…“ Tentu saja. Maaf Mikail. Bukan Aku sedang menertawakanmu. Aku hanya geli saja mendengar ucapanmu.”
“ Kau tak keliru Josep. Memang benar. Mungkin kali ini Aku memang sangat konyol dan menggelikan bagimu.”
“ Tapi tak apa mikail. Silahkan. Apa yang ingin Kau Obrolkan?”
“ Tentang Big Daya.”…
…” Sesuai namanya, Aku dengar Big Daya semakin berkembang dengan menggandeng Perusahaan-perusahaan asing untuk kerja sama.”
“ Aku salut padamu Mikail. Biarpuun Kau tak bekerja lagi untuk Big Daya tetapi Kau masih mengikuti perkembangannya. Ya Kau benar…”
“Lalu bagaimana kabar dengan Tuan Bram?’
“ Tuan Bram.., Beliau baik. Bahkan saat ini Dia sedang melawat keluar Negeri untuk menandatangani kerjasama baru.”
“ Dengan Perusahaan asing juga?”
“ Tentu saja. Untuk Produk susu dari Newzeland.”
“ Lalu siapa yang memegang Lisensinya?”
“ Akan Kuberitahu, tapi apa ini penting untukmu Mikail?”
“ Tidak. Hanya sekedar ingin tahu saja. Itu pun jika Kau tak keberatan.”
“ Tentu saja tidak. PT. Cakra Buana,” jawab Josep.
“ PT. Cakra Buana?”…
…” Bicara tentang PT. Cakra Buana, Aku dengar Tuan Andre sudah tak bekerja lagi di Perusahaan itu.”
“ Kau benar. Dia pun mendapat pemberhentian kerja secara tidak hormat, sama sepertimu. Bahkan lebih buruk darimu, karena Dia tak mendapat sepeserpun Uang pensiun. Tapi Dia bisa dibilang cukup beruntung karena kasusnya tidak sampai kemeja hukum.”
“ Sebesar itukah kesalahan yang telah Dia lakukan hingga harus menerima Sanksi seberat itu?”
“ Karena Dia telah beberapa kali menggelapkan Uang perusahaan. Dan kasusmu juga semakin memberatkannya.”
“ Bukankah Kasusku telah ditutup setelah pengakuan bersalahku?”
“ Awalnya. Tetapi karena terbongkarnya kasus penggelapan yang Tuan Andre lakukan, Kasusmu kembali muncul kepermukaan dan ternyata Dia juga terlibat didalamnya .”
“ Tragis sekali.”…
…” Bahkan Aku dengar saat ini Beliau tengah tersendat masalah permodalan dengan usaha yang baru dirintisnya. Bahkan Perusahaanya telah berhenti berproduksi untuk sementara waktu.”
“ Rupanya Kau banyak sekali mendengar Mikail. Aku benar-benar salut. Dan mungkin itu Karma untuknya.”
“ Karma?. Ya, mungkin itu Karma untuknya. Tapi apa benar Orang sebaik dan sebijaksana seperti beliau melakukan hal serendah itu?’
“ Tak ada yang tak mungkin didunia ini Mikail. Apalagi di Dunia Bisnis. Yang putih bisa menjadi hitam, dan yang hitam bisa nampak seperti putih. Demi Harta dan Tahta Orang bisa melakukan apa saja diluar kontrolnya Sendiri.”
“ Kau benar Josep. Tapi tidakkah Kau bersimpatik padanya?’
“ Tentu saja Mikail. Aku sangat prihatin dengan keadaanya saat ini.”
“ Hanya sekedar prihatin?”
“ Apa maksudmu dengan hanya sekedar..?”
“ Aku tahu saat ini Kau sedang diatas angin. Kurasa Uang dua Ratus Juta tak sulit untukmu. Bagaimana kalau Kau menanam Modal pada Perusahaan Tuan Andre dengan membeli sebagian sahamnya. Atau lebih baik lagi bila Kau mau memberikannya sebagai hutang jangka panjang padanya”
“ Aku hargai saran baikmu Mikail. Tapi Dua Ratus Juta bukanlah jumlah yang sedikit. Dan Aku tak asal menginvestasikan Uangku. pada Perusahaan yang telah Invalide. Terlebih meberikannya dalam bentuk hutang jangka panjang”
“ Tapi Perusahaan Tuan Andre bisa bangkit kembali bila mendapat suntikan dana segar. Jika Kau masih ragu, pakailah Nuranimu. Tidakah Kau merasa kesuksesan yang Kau raih sekarang tak lepas dari Jasanya. Beliau telah memberimu kepercayaan dan beberapa kali mempromosikanmu.”
“ Tapi dalam Dunia Bisnis Kita tak boleh mencampur adukannya dengan urusan Pribadi Mikail. Tentunya Kau paham itu”…
…“ Bicara soal simpatik. Saat ini Aku malah lebih simpatik kepadamu dari Siapapun. Aku tahu Kau sedang butuh pekerjaan dengan pendapatan yang pasti. Bagaimana bila Kau bekerja padaku saja. Aku bisa memberimu bayaran yang tinggi. Bahkan lebih tinggi dari gaji terakhirmu.”
“ Wow..!. Aku sangat berterimakasih atas tawaran menarikmu Josep. Tapi maaf, Aku tak bias, karena Aku telah lebih dulu menerima tawaran Kawan lamaku. Dan Aku masih percaya padanya, biarpun mungkin Dia tak datang malam ini.”
“ Maksudmu Kau tak percaya lagi padaku Mikail?’
“ Bukan seperti itu maksudku. Bukan karena Aku tak percaya padamu Josep. Hanya saja Aku telah lebih dulu terikat perjanjian dengannya dan Aku tak ingin mengecewakannya.”
“ Sepertinya Kau sangat mengedepankan Kawan lamamu itu. Aku semakin penasaran, seperti apa sebenarnya Kawan lamamu itu. Bisa Kau mempertemukanku dengannya Mikail. Barangkali Aku bisa menawarinya kerjasama. Dan Kau juga tentunya.”
“ Sekali lagi maaf Josep. Bukan Aku tak percaya padamu. Aku hanya tak ingin Namanya tercemar bila Pebisnis lain tahu Dia menjalin kerjasama denganku yang hanya Seorang mantan Karyawan Korup.”
“ Tetapi Aku yakin Kau tak pernah melakukannya Mikail. Sudah Kukatakan tadi. Dan bilapun benar Kau melakukannya, Aku yakin itu dengan alasan yang tepat.“
“ Biarlah. Semua itu telah berlalu. Lagipula Aku tak memikirkannya lagi.”…
Mikail mengangkat gelasnya yang berisi Anggur yang tak lagi berbusa lalu meminumnya.
…“ O..ya, bicara tentang kasus malam itu. Waktu itu Kau pergi kemana, karena seharusnya malam itu Kau mendampingiku mengawasi pengiriman barang. Tetapi sehari sebelumnya Kau meminta izin karena harus keluar kota.”
“ Ke tempat Bibiku. Waktu itu Pamanku melakukan transaksi besar dan Dia memintaku untuk membantu mengurusi transaksinya. Dia menjual lahan ternak beserta semua binatang ternaknya.”
“ Ya. Aku ingat itu. Tetapi setahuku, Pamanmu melakukan Transaksinya melalui Koperasi. Dan Pejabat di Kampungnya pun ikut membantu proses transalsi itu.”
“ Kau benar. Tapi itu transaksi besar dalam sejarah hidup Pamanku, jadi Dia menaruh kepercayaan penuh pada salah satu pihak keluarga untuk mendampinginya mengawasi proses transaksi itu.”…
Josep memandang gelasnya yang masih penuh dan gelas Mikail yang telah kosong.
…“ Terlebih Pamanku belum mempunyai rekening Pribadi untuk menerima Transfer pembayaran. Dia sangat awam dalam hal itu, jadi Dia memintaku membuka tabungan dengan mengatas namakanku.”
“ Bukankah Pamanmu mempunyai Seorang Putri yang berpendidikan setara Sarjana?”
“ Lastri maksudmu?. Waktu itu Dia tengah bekerja diluar Kota dan tak bisa meninggalkan pekerjaannya untuk mengurusi hal sederhana seperti itu.”
“Kau bilang itu hal yang sederhana!. Dan demi mengurusi hal sederhana itu Kau lebih mengutamakannya daripada pekerjaanmu sendiri!”
“ Karena Aku tak ingin Pamanku mengalami kesulitan dalam Transaksinya.”
“ Aku tak menyangka Kau lebih menyayangi Pamanmu dari pada Putrinya sendiri.’
“ Sudah Kujelaskan padamu, karena Aku tak mau Pamanku mengalami kesulitan dalam hal sederhana seperti itu Mikail!”
“ Ya, Aku mengerti Josep. Kau tak perlu semarah itu padaku.”…
…” Aku hanya tak menyangka kalau malam itu adalah awal kehancuranku.”
“ Tetapi Kau tidak sedang menuduh kalau Aku yang melakukan penggelapan pengiriman itu kan Mikail!”
“ Tentu saja tidak Josep. Aku sama sekali tak berfikir kalau Kau yang melakukannya.”…
…“ Josep, keberatankah Kau bila Aku menanyakan sesuatu hal yang cukup pribadi padamu?”
“ Tentu saja tidak Mikail. Sejak dulu Aku selalu terbuka padamu. Tanyakanlah, Aku pasti akan menjawabnya.”
“ Tak sengaja beberapa hari yang lalu Aku melihat buku tabungan Pamanmu atas nama Lastri, Putrinya. Tadinya sama sekali Aku tak memikirkannya. Tapi karena Kau mengatakan pembukaan Rekening Pamanmu atas namamu, Aku menjadi bingung?”
“ Itu karena lima bulan setelahnya Aku mengalih Namakannya pada Lastri. Aku tak mau terjadi kesalahpahaman diantara Kami. Dan Aku sendiri juga mulai sibuk dengan pekerjaanku.”…
…” Dan bagaimana mungkin Kau bisa tahu sampai sejauh itu Mikail?, dan apa urusanmu dengan semua itu?”
“ Dua pekan yang lalu Aku melakukan Survei langsung untuk melihat peluang pasar dan kebetulan tempat yang Kami pertimbangkan paling berpotensi adalah Kampung Tempat Pamanmu tinggal. Waktu Survei Aku sempat kehabisan uang tunai, dan Mesin ATM sangat jauh, jadi Aku meminjam rekening Pamanmu untuk menerima kiriman Uang.”…
…“ Yang ingin kutanyakan adalah, di Rekening Pamanmu yang teratas nama Lastri terdapat Transfer besar. Lastri mengatakan itu Transfer darimu yang setelah Ku cari tahu berasal dari PT. Avacom. Dan Aku baru tahu kalau ternyata Pemegang saham tunggal diperusahaan itu adalah Kau. Aku benar-benar terkejut waktu itu. Aku tak menyangka Kau sekaya itu.”
Josep terdiam sejenak. Dia tampak tengah menimbang-nimbang sesuatu yang sangat berat untuk dikatakan.
“ Baiklah Mikail. Sebelumnya Aku minta maaf karena tak pernah memberitahumu. Sebenarnya waktu Kita masih bekerja di Big Daya, Aku memulai dengan membeli 5% saham PT. Avacom dan bisa bekerja secara freeland di Perusahan itu. Bagiku waktu itu seperti sebuah pertaruhan besar karena dengan itu semua tabunganku kukuras habis. Tapi kesungguhanku itu tak sia-sia karena pada ujungnya berbuah manis.”
“ Sungguh Aku tak menyangka Kau begitu cerdas hingga mampu meniti karir dengan mulus di dua tempat yang memang saling bersaing itu Josep.”…
…“ Tapi Josep, walau saldo di tabungan Lastri memang cukup besar tetapi setelah kuhitung dari jumlah keseluruhan yang harus Pamanmu terima dari transaksinya hanya 60% nya saja. Kemana yang 40% sisanya?”
“ Untuk membiayai proses transaksi itu dan membayar beberapa pihak Pejabat yang terlibat dalam transaksi itu.”…
…” Dan sejak kapan Kau mulai suka mencampuri urusan Orang lain Mikail?. Apa sekarang Kau mulai suka bergosip?”
“ Tidak Josep. Hanya saja menurut perhitungan sebenarnya total untuk keseluruhan biaya transaksi itu tak ada 10% nya. Aku tahu Kau memakai sebagian Uang hasil penjualan Ternak Pamanmu untuk kepentingan Pribadimu.”
“Kau memang cerdik Mikail. Ku akui, itu memang benar. Tapi sayang Kau kurang cepat dan sudah terlambat mengetahuinya.”
“ Lalu bagaimana dengan pinjaman untuk Tuan Andre seperti yang kuajukan?”
“ Sudah Kukatakan padamu. Tidak!”
“ Bagaimana bila Pamanmu sampai tahu kecurangan yang Kau lakukan padanya?”
“ Kau piker Aku takut dengan ancamanmu Mikail?. Sama sekali tidak. Karena Aku lebih memilih mengembalikan Uang Pamanku, bahkan sepuluh kali lipatnya dari pada meminjamkannya padanya.”
“ Kalau begitu Aku akan membuatmu menyesal josep!”
“ Cobalah. Dan Aku tunggu kejutan apalagi yang akan Kau berikan untukku Mikail?”
“ Baiklanh josep. Akan kumulai dari peredaran Produk yang dicuri waktu itu.”…
…” Aku menemukan Produk itu beredar bebas dipasaran yang seharusnya tidak untuk dikonsumsi didalam negeri. Dengan hati-hati kutelusuri penyaluran produk itu yang memang begitu rumit melalui beberapa Distributor gelap. Aku tak menyangka pihak pertamanya adalah PT. Avacom, milikmu yang hampir secara Cuma-cuma memberikan Barang curian itu pada pihak kedua dengan jaminan kerahasiaan untuk menghilangkan jejak. Dan asal Kau tahu Josep. Semua bukti telah ada ditanganku termasuk bukti penyerahan barang itu yang menerakan atas persetujuanmu didalamnya”…
…” Bagaimana Josep. Apa Kau masih berkeras diri?”
“Baiklah Mikail. Kau memang cerdik.Kali ini Aku bersedia bertukar keamanan denganmu. Secepatnya Aku akan mengirim dua Ratus Juta Rekeningmu sebagai pinjaman untuk Tuan Andre.”
“ Dua Ratus Juta itu untuk Tuan Andre. Bagaimana dengan bagianku. Aku telah mengeluarkan biaya cukup banyak untuk melakukan pengusutan ini. Bagaimana kalau Kau kirimkan juga Dua ratus juta untukku?”
“ Kau pikir Aku Dermawan yang sedang membagi-bagikan hartaku?”
“ Jadi Kau lebih suka Tuan Bram tahu semua kecuranganmu selama bekerja di Perusahaannya. Atau Kau lebih menginginkan semua kejahatanmu disidangkan di Pengadilan?”…
…” Kau membuatku emosiku kembali naik Josep. Kau tak sadar Aku telah begitu baik padamu. Kalo begitu Aku menaikan tawaranku menjadi satu milyar. Dan itu secara Cuma-Cuma. Bukan sebagai pinjaman.”
“ Kau gila. Kau pikir Uang satu Miliyar itu jumlah yang sedikit!”
“ Jangan Kau paksa Aku menghitung ulang kerugian semua pihak karena ambisimu Josep. Dan sebagai pihak pertama yang menjadi korban Aku sangat terpukul waktu itu.”
“ Asal Kau tahu saja, bukan Kau yang kuincar waktu itu. Tetapi Kau terlalu bodoh dan polos. Kau berpolah seperti pahalawan dengan mengakui kesalahan yang sebenarnya tak pernah Kau lakukan. Bahkan untuk menolong dirimupun Kau tak mampu”

“ Karena Aku tahu Tuan Andrelah yang diincar waktu itu selaku pemberi izin penuh atas pengiriman barang waktu itu..”
“ Dan Kau seharusnya sadar usahamu itu akan sia-sia saja.”
“ Tidak jika Aku tahu kalau dalang semua itu adalah Kau. Asistenku sendiri.”
“ Itulah kesalahan fatalmu. Sejujurnya, tak terlalu sulit untukku merebut posisimu waktu itu. Tetapi Aku telah berbaik hati dengan memberimu kesempatan untuk menggantikan Posisi Tuan Andre setelah mendapat pemecatan sebelum saatnya tiba Aku merebutnya darimu. Tetapi Kau mengubah jalannya Permainan hingga mengharuskanku mengatur ulang semua rencanaku. Sayang Kau tak ikut dalam permainan waktu itu. Tapi baiklah Josep, Aku akan memakai naluri sepertimu. Aku akan memberikan secara Cuma-Cuma pada Tuan Andre. Tapi tak lebih dari Lima Ratus juta. Dan itu sudah termasuk jatah untukmu.”
” Jadi Kau masih tak bersedia dengan Uang satu Miliyar itu?. Jangan paksa Aku kembali menaikan tawaranku Josep!”
“ Dengan sangat menyesal Mikail. Aku telah cukup baik dengan memberikan Lima Ratus Juta itu secara Cuma-Cuma.”
“ Tak ada pilihan lain kali ini untukmu, Josep. Dan lihatlah Kawan lamaku itu telah menepati janjinya untuk datang malam ini.”
Josep menoleh kesamping dan melihat Orang yang sangat dikenalnya. Melihatnya Josep menjadi sangat muak. Sama sekali Dia tak menyangka kali ini Dia yang masuk perangkap Mereka.”
“ Selamat malam Josep. Apa kabarmu?” sapa Tuan Andre yang baru tiba di tempat itu.
“ Sudahlah tak perlu berbasa-basi lagi didepanku.”
“ Sepertinya Kau menjalankan Tugasmu dengan baik Mikail?”
“ Ya Pak. Dan bukan hanya Lima Ratus Juta yang akan kita dapat, melainkan Satu Milyar. Itupun secara Cuma-Cuma.”
“ Kau memang selalu bisa dihandalkan. Sejak dulu Kau selalu bias dihandalkan. Sayang dengan terpaksa Aku harus memecatmu dulu.”
“ Berhentilah Kalian berceloteh didepanku. Kuakui kemenangan Kalian kali ini. Pergilah Kalian dari hadapanku. Dan kupastikan saldo Rekening tabungan Kalian akan berlipat ganda jumlahnya siang nanti.”
“ Kau dengar itu Tuan Andre. Josep begitu baik pada Kita. Tapi ini terserah pada Anda. Apa satu Milyar telah cukup?”
Josep mendongak dengan kesal menatap Mikail yang tak pernah puas dengan permintaannya.
“ Sangat cukup Mikail. Bahkan jauh dari sekedar cukup.”
“ Baiklah. Kalau begitu tugasku malam ini telah selesai. Mari Kita pulang Tuan Andre. Aku sudah sangat lelah dan mengantuk.”
“ Tentu Mikail. Mari Kita pulang. Dan, Selamat Malam josep!”
“ Ya, Selamat Malam Josep!”
Mikail dan Tuan Andre pun meninggalkan Josep yang masih duduk dikursi tinggi menikmati sisa-sisa pestanya.
“ O..ya Josep, Kau tentu masih ingat dengan janjimu yang akan membiayai pesta kecilku malam ini kan?.”…
…” Dan Aku sangat senang dengan pesta kecil malam ini.”
“ Tentu saja Mikail. Asal Kau tahu, Uang Satu Milyar sama sekali tak menjadi beban bagiku. Apalagi membuatku bangkrut.Jadi Kau tak perlu khawatir atau mengira itu akan membuatku tak bisa tidur semalaman.”
“ Ya, Aku percaya itu Josep. Dan tentang Nurani. Sebaiknya Kau mempertimbangkan nasehatku itu.”
Merekapun benar-benar meninggalkan Club. Dan dengan Josep. Dia masih di Tempat itu melanjutkan Pesta kecilnya dengan hanya Seorang diri.


* * *

Tidak ada komentar:

Posting Komentar